Perumpamaan
Gua Plato terdapat di bukunya yang terpenting
dan berjudul Politeia ("negeri") yaitu pada
buku VII ayat 514a-520a. Perumpamaan ini merupakan pemikiran dasar dan fondasi
daripada filsafat Plato. Cerita ini diakukan oleh Plato
kepada Sokrates.
Ringkasannya
adalah sebagai berikut:
"Maka
adalah sebuah gua, di mana ada beberapa tawanan yang diikat menghadap ke
dinding belakang gua. Mereka sudah berada di sana seumur hidup dan tidak bisa
melihat ke mana-mana, hanya bisa melihat ke depan saja.
Akan
tetapi mereka bisa melihat bayang-bayangan orang di dinding belakang gua.
Bayang-bayangan ini disebabkan oleh sebuah api yang berkobar di depan, di
lubang masuk ke gua ini dan orang-orang di luar gua yang berjalan berlalu
lalang. Para tawanan bisa melihat bayang-bayangan orang ini dan suara-suara
mereka yang menggema di dalam gua.
Maka
pada suatu hari, salah seorang tawanan dilepas dan dipaksa keluar. Ia disuruh
melihat sumber dari bayangan ini semua. Akan tetapi api
membuat matanya silau, ia lebih suka melihat bayangannya. Lama kelamaan ia bisa
melihat api dan lalu ia mulai terbiasa dan melihat orang-orang yang lalu
lalang.
Kemudian
ia keluar dan melihat matahari (simbol daripada kebenaran), yang sebelumnya hanya sedikit
bayangannya yang terlihat, sungai, padang dan
sebagainya.
Lalu
ia dipaksa kembali ke gua lagi dan hal pertama yang akan dilakukannya adalah
membebaskan kawan-kawannya. Akan tetapi kawan-kawannya akan marah karena hal
ini akan mengganggu ilusi mereka. Akhirnya mereka bukannya terima
kasih tetapi akan sangat marah dan membunuhnya."
No comments:
Post a Comment